Pertumbuhan Pendidikan Indonesia dengan Anggaran Pendidikan
Oleh : Agen Pojok Statistik UI
Halo, Sobat Data!
Penasaran enggak sih, gimana usaha pemerintah dalam mendorong pertumbuhan pendidikan di Indonesia? Ternyata, salah satu faktor penting yang sering menjadi sorotan adalah anggaran pendidikan! Nah, kita semua tahu, pendidikan ibarat pondasi utama untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Tapi, pernah kepikiran enggak, seberapa besar anggaran yang dialokasikan pemerintah buat sektor ini? Yuk, kita bahas bareng-bareng perjalanan anggaran pendidikan Indonesia, tantangannya, dan seberapa besar dampaknya terhadap perkembangan pendidikan kita!
Anggaran Pendidikan Indonesia mengalami penurunan
Ketertinggalan pendidikan Indonesia selama 128 tahun menjadi tanggungan besar pemerintah untuk mengejar ketertinggalan.
Besarnya anggaran pendidikan di Indonesia kian meningkat kecuali pada tahun 2022 dan 2024 yang mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa alasan:
- Penurunan tahun 2022 disebabkan oleh Total Belanja Negara (TBNN) yang mengalami fluktuasi signifikan karena peningkatan tajam pada belanja subsidi terutama pada peningkatan harga minyak di bulan Agustus-September 2024. Penurunan ini juga disebabkan karena adanya pengalokasian dana melalui Transfer ke Daerah (TKD) dan Dana Desa yang pada tahun 2022 sebesar Rp281,1 triliun. Sayangnya, penyaluran ini seringkali mengalami penundaan dan mengganggu proses implementasi program-program pendidikan.
- Penurunan tahun 2024 disebabkan oleh adanya perubahan acuan anggaran yang awalnya dihitung berdasarkan belanja negara menjadi berdasarkan pendapatan negara. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mengalami penurunan anggaran sebesar Rp83,1 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp68,7 triliun pada 2024.
Penurunan anggaran menimbulkan pertanyaan mengenai perkembangan pendidikan Indonesia.
Jumlah sekolah di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2022
Gambar 2 menunjukan jumlah sekolah di Indonesia tahun 2020–2023 yang tercatat pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Terlihat bahwa terdapat penurunan jumlah Sekolah Dasar (SD) antara tahun ajar 2021/2022 dan 2022/2023.
Persebaran berbagai fasilitas pada tingkat Sekolah Dasar di Indonesia
Dilansir dari CNBC, penurunan jumlah sekolah ini juga bersamaan dengan peningkatan jumlah anak yang putus Sekolah Dasar (SD) pada berbagai jenjang terutama pada berbagai daerah di luar Pulau Jawa. Berbagai faktor ekonomi dan sosial menjadi faktor utama penurunan angka ini.
Berdasarkan Gambar 3, didapat bahwa sekolah yang memiliki satu atau lebih laboratorium masih tersentralisasi di Pulau Jawa yang ditandai dengan dominasi warna merah. Sedangkan pada kepulauan lain seperti Papua dan Kalimantan masih didominasi oleh warna biru yang menunjukkan bahwa sekolah tersebut belum memiliki laboratorium.
Berdasarkan Gambar 4, didapat bahwa sebagian besar sekolah di Indonesia hanya memiliki satu perpustakaan yang ditandai dengan dominasi warna biru. Hanya beberapa sekolah di Pulau Jawa dan Sumatra yang memiliki jumlah perpustakaan lebih dari tujuh.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa:
- Alokasi dana untuk pendidikan di Indonesia belum optimal, ditandai dengan penurunan anggaran alokasi pendidikan serta peningkatan angka putus sekolah.
- Perkembangan pendidikan di Indonesia masih tersentralisasi di Pulau Jawa. Hal ini akan berujung pada peningkatan kesenjangan dengan kepulauan lainnya.
- Dibutuhkan pemerataan fasilitas sekolah terutama pada berbagai daerah di luar Pulau Jawa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
